Pages

Kamis, 22 Juli 2010

Canda Dua Orang Pengangguran

Canda Dua Orang Pengangguran

Y : Eh, para pejabat itu ga berpikir panjang ya?

S : Kenapa?

Y : Kan mereka sudah punya jabatan, mobil dinas, gaji tiap bulan dapat, belum lagi

tunjangan ini itu, Askes dan sebgainya. Lha kok bisa-bisanya mereka koropsi?!? Uang rakyat pisan?

S : Trus?

Y : Lha kalo mereka diciduk KPK, habis dah semuanya.

S : Bodoh!bodoh! Justru mereka itu berpikir panjang. Mengambil kesempatan dalam kelonggaran. Mereka koropsi untuk istrinya, anak-anaknya, sodara dan kerabatnya, kalo bisa sampe tujuh turunan. Kan bisa dibuat naik haji dan amal juga.

Senin, 19 Juli 2010

Gubeng Klingsingan Surabaya tahun 1960an (part I - geografis masyarakat )

Gubeng Klingsingan Surabaya tahun 1960an (part I - geografis masyarakat )
By Pungkas

Pada tahun 2000an daerah Gubeng seakan–akan menjadi pusat kota Surabaya kedua setelah daerah sekitar Basuki Ramat, walaupun secara geografis Gubeng terletak di wilayah Surabaya bagian Timur. Hal ini tidak menutup kemungkinan karena didaerah ini terjadi pembangunan yang cukup pesat. Coba perhatikan daerah sekitar Gubeng berdiri gedung–gedung besar yang merupakan Kantor adminitrasi dan ikon metropolis bagi Surabaya. Dibagian timur Gubeng berdiri rumah sakit terbesar di Indonesia Timar yaitu Dr. Soetomo dan Universitas Airlangga yang merupakan universitas tertua diwilayah Indonesia Timar. Bagian baratnya terdapat tempat belanja yang cukup besar yaitu Surabaya Plasa dan penginapan Hotel sahid, tidak jauh tempat itu berdekatan dengan rumah dinas gubenuran dan kontor adminitrasi kota Surabaya. Disebelah utara terdapat stasiun Gubeng yaitu alat transportasi kereta selain didaerah pasar turi.Itulah Daerah Gubeng pada saat ini, tapi bagaimana dengan daerah Gubeng pada 45 tahun silam dan ada apa saja didaerah tersebut. Pada tahun 1960an, daerah Gubeng merupakn daerah pinggiran dari kota Surabaya. Pada saat itu pusat kota Surabaya terletak di daerah utara yaitu Perak, Krembangan, Ampel dan sekitarnya. Daerah tersebut mengalami perkembangan yang pesat karena ditunjang dekat dengan daerah pelabuhan yag merupakan penopang atau pusat perdagangan bagi kota Surabaya. Hampir sebagian besar wilayah Gubeng tahun 1960an masih dihuni oleh Rawa – rawa kurang lebih 50% luas gubeng dan juga sebagian daerah persawahan. Kalau Sekarang kita mendengar nama daerah seperti Gubeng Kertajaya, Pucang dan sekitarnya, pada waktu itu masih merupakan daerah persawahan. Sebagian besar konsentrasi penduduk pada saat itu terletak didaerah Gubeng Klingsingan, Gubeng masjid dan daerah Pacar Keling. Tata letak perkampungan atau perumahan didaerah Gubeng klingsingan sama seperti daerah lain yang masih mengalami perkembangan, dengan ciri khas rumah seperti tembok berasal dari bambu dan atapnya dari genteng. Setiap rumah kebanyakan mempunyai halaman yang lumayan luas tetapi untuk pengaturan letak rumah semrawut atau tidak beraturan, sesuai selera dari penduduknya. Untuk penerangan kebanyakan warga menggunakan lampu minyak dari pada listrik karena biaya nya lebih murah. Begitupun dengan air, warga lebih tertarik menggunakan Sungai Gubeng yang mengalir ditengah – tengah perkampungan untuk kebutuhan hidup sehari – hari dari pada menggunakan air pemerintah / air ledeng. Sungai Gubeng pada waktu itu masih jernih dan dasarnya berupa pasir tidak seperti sekarang berisi Lumpur dan zat – zat yang dapat membahayakan manusia. Jadi waktu itu tidak begitu berguna membeli air pemerintah karena menggunakan air dari sungai gubeng sudah lebih dari cukup. Jalan – jalan didaerah Gubeng sebagian besar masih sempit dan berupa gundukan tanah yang masih belum beraspal. Hanya beberapa ruas jalan saja yang sudah diaspal dan menjadi jalan utama. Jalan Sumatera yang sekarang menjadi jalan tikus bagi jalan raya Gubeng, pada waktu dulu jalan ini menjadi jalan utama untuk menuju ke daerah Gubeng. Begitupun dengan jalan dharmawangsa yang tidak sebesar sekarang. Hal ini terjadi karena pada waktu itu masih jarang penduduk yang memiliki alat transportasi seperti mobil atau motor, kendaraan angkutan seperti mikrolet atau bis pun saat itu masih jarang. Jalanan lebih banyak dipenuhi oleh kendaraan seperti sepeda dan becak. Alat transportasi masal waktu itu hanya kereta listrik yang menghubungkan daerah bagong (terminal pertama) yang melewati Gubeng lalu menuju ke daerah Basuki Rahmat yang sekarang yaitu Tunjungan Plasa. Dari daerah Basuki Rahmat dipecah menjadi dua jalur yaitu jalur pertama menuju ke daerah Perak dan jalur kedua menuju ke daerah Sawahan.Penduduk Gubeng Klingsingan sebagian besar bekerja sebagai petani. Tetapi ada juga yang bekerja dipabrik – pabrik yang berada disekitar wilayah Gubeng, akan tetapi yang bekerja di pabrik – pabrik tersebut kebanyakan adalah para pendatang yang mencoba mengadu nasib di kota. Dan penduduk asli Gubeng Klingsingan sebagian besar lebih banyak penjadi petani, mengurusi sawah atau kebun yang merupakan peninggalan nenek moyang mereka. Ada beberapa pabrik yang menjadi jujugan warga Gubeng untuk mendapatkan pekerjaan diantaranya yaitu Pabrik Barata, Pabrik BAT (minyak wangi), Pabrik Bir (sekarang adalah AJBS), Pabrik Es di daerah Petojo. Selain pabrik juga terdapat sebuah rumah sakit terbesar di Surabaya yaitu RS Simpang. Rumah sakit yang sekarang dijadikan tempat Surabaya Plasa ini dulunya merupakan rumah sakit bersalin dan juga di rumah sakit tersebut terdapat sekolah atau akademik khusus perawat. Di tempat - tempat tersebut (pabrik) kebanyakan warga menjadi buruh tetapi dengan penghasilannya sudah merasa cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Jadi secara tidak langsung dengan adanya aspek – aspek tersebut menunjang perkembangan daerah ini.Dengan adanya beberapa aspek seperti pabrik, rumah sakit dan dunia pendidikan membuat daerah Gubeng Klingsingan semakin diminati oleh para pendatang. Daerah Gubeng Klingsingan lambat laun menjadi daerah yang plural dengan bermacam – macam latar belakang pendudung baik itu dari Jawa, Madura, Batak, Keturunan Cina dll. Walau telah menjadi sebuah daerah yang plural, didaerah ini minimal sekali terjadi konflik antar golongan, ras, suku ataupun agama. Hal ini benar – benar dihindari karena mereka merasa bahwa tujuan mereka sama yaitu untuk mencari gawe atau bekerja di negeri orang jadi sebisa mungkin diusahakan untuk tidak terjadi konflik. Hal ini sesuai dengan slogan karakter arek Surabaya yang egaliter (sama rasa, sama rata) dan semua yang ada disamping kita adalah saudara. Jadi hal inilah yang membuat konflik suku, ras, agama jarang terjadi, kalaupun ada itu adalah pertikaian antar individu dan dapat dengan mudah diselesaikan melalui musyawarah keluarga yang dilakukan dibalai RT. Selain itu ada konflik – konflik lain yang ditengarai oleh para pemudanya dan pada waktu itu yang ngetren yaitu gangters - gangteran. Gengters ini terbentuk dari perkumpulan dari anak – anak muda di setiap daerah dan merasa bahwa daerahnya yang paling unggul. Hal ini yang dapat menyebakan pertikaian dan cukup meresahkan. Hal ini terjadi dimungkinkan karena pendidikan masyarakat masih rendah dan jiwa kedaerahannya yang masih tinggi apalagi ngomong tentang remaja yang emosinya masih labil. Seperti yang terjadi yaitu pertikaian antara arek Gubeng Klingsingan dengan Arek Gubeng Masjid dan arek Gubeng Klingsingan dengan arek Perak.data didapat dari pengamatan & wawancara dengan masyarakat sekitar (wong sepuh)karya ini saya tulis pada tahun 2005 dan dimuat kembali di FB untuk memperingati hari jadi kota surabaya yang jatuh pada

Stop Diskriminasi Terhadap ODHA

STOP DISKRIMINASI TERHADAP ODHA !!!
(by Pungkas)

HIV(Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan system kekebalan tubuh manusia. HIV mengakibatkan zat kekebalan tubuh pada CD4 sel darah putih itu menurun hingga 200/mm3 darah, (normal 500 s/d 1600/mm3 darah). Ketika immune menurun drastis, dapat dipastikan akan dengan mudah terserang oleh penyakit, dan hal ini di sebut dengan AIDS. ORANG DENGAN HIV AIDS disebut ODHA.Virus yang kasus pertamanya di temukan di AS pada tahun 1981 ini berkembang menjadi virus fenomenal pada abad ini, hanya bisa menular melalui melalui : Darah & Cairan kelamin.HIV hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa jam saja di luar tubuh. Berikut ini fakta bahwa HIV TIDAK MENULAR melalui • HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air kencing. HIV tidak ditemukan di keringat. • HIV tidak dapat menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan orang yang terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh Odha; saling penggunaan perabot makan atau minum; atau penggunaan toilet atau air mandi bergantian. • Perawatan seseorang dengan HIV tidak membawa risiko apabila tindakan pencegahan diikuti seperti membuang jarum suntuk secara aman dan menutupi luka. • HIV tidak menular melalui nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain. Kebanyakan serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah nyamuk, bukan darahnya. Stigma dan diskriminasiMasalah social seperti Stigma dan diskriminasi merupakan menyebabkan kematian utama bagi ODHA dari pada melawan penyakitnya sendiri. Akan tetapi pada jaman modern ini opini tersebut dan diskriminasi itu harus dipatahkan, hal ini dikarenakan HIV seperti gunung es yang sewaktu-waktu meledak dan tidak pandang bulu. Kita harus hapus stigma dan diskriminasi dari sekarang, coba anda bayangkan Bagaimana jika yang terinfeksi HIV itu adalah Sahabat kita? Saudara kita? Orangtua kita? Pasangan kita? Anak kita? Dan akhirnya diri kita sendiri? Apa yang harus kita lakukan????.catatan pendek diatas akan digunakan sebagai media KIE (brosur) pada aksi damai-bisu ASMARA - aksi bersama renungan AIDS surabaya yang diadakan di jl. basuki rahmat surabaya (taman pertigaan depan Tunjungan Plasa Surabaya). acara ini disuport oleh : DFC universitas bhayangkara, MAPANZA universitas airlangga, LAKAPANZHA universitas wijaya kusuma, SeBAYA-PKBI, AKAR community, JOTHI (jaringan orang terinfeksi HIV Indonesia) jawa timur.

Jumat, 16 Juli 2010

Pasar Keputran




ed foto diambil dari detik.com
Setelah digusur dengan negoisasi yang alot atara para pedang pasar Keputran dengan aparat (Pemkot Surabaya) untuk direlokasi ketempat yang baru di pasar Induk osowilangun dengan mensiagakan banyak aparat kepolisian dari Polwiltabes Surabaya dengan membawa beberapa mobil dari Brimob Polda Jatim serta mobil pemadam kebakaran hingga akhirnya bisa tertib dan tidak ada pedangang yang menggellar dagangannya hingga dipinggir jalan yang menyebabkan macet. Dan sekarang pasar tersebut telah diaspal dan akan dijadikan jalan utama dari arah kayun dengan memasang Trafic Light di perempatan tersebut. Uji coba jalan telah dilakukan selama beberapa hari setelah itu ditutup kembali.
Namun, sayangnya setelah penggusuran itu tidak dilakukan penjagaan lagi yang menyebabkan para pedagang kembali lagi berdagang satu demi satu. Beberapa hari terakhir ini mulai muncul yang berjualan dipinggir jalan seperti sebelumnya.
Sebelum pedang menjadi banyak lagi, seharusnya mulai dilarang (kalau memang tidak diperkenankan) sehingga tidak terjadi lagi penertiban yang disertai ketegangan di kalangan pedang dengan aparat. Jangan sampai terjadi peperangan saudara diantara kita.
Mari kita saling menjaga satu sama lain.
Wong omong!


Masyarakat kecil semakin menderita

Beban masyarakat semakin berat seiring dengan naiknya harga kebutuhan pokok menjelang bulan ramadhan dan hari raya dengan naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) per 1 Juli 2010 lalu. Belum lagi tarif tol yang lebih dulu naik. Belum lagi biaya pendidikan yang juga semakin naik. Kemarin saya menyaksikan berita bahwa ada siswa SD nekat gantung diri karena tidak disekolahka oleh orangtuanya. Siapa yang tidak ingin anaknya mengenyam pendidikan? Tapi mereka tak berdaya!

Lalu kemana para petinggi negara ini? Kemana anggota dewan? Kemana para petinggi dan kader partai? Tolong jangan mendekati saat akan pemilu saja, saat kampanye, saat kalian semua butuh dukungan suara untuk meraih tiket ke senayan dan merengkuh kekuasaan!

Saya geram atau mungkin hampir kebanyakan masayrakat jengkel dengan kelakuan politisi, petinggi partai, legislator yang pamer idealitas, kritis dan manis ketika di depan media untuk membangun citra dan mempertahankan kekuasaan!

Tolong bayar utang suara dan legitimasi rakyat!

Jumat, 09 Juli 2010

Wong omong

Hidup itu penuh sandiwara. Kemarin tersenyum, besok menangis, besoknya lagi tersenyum, ketawa. Lalu lusa bersedih.

Mau ngomong apa?

Selamat datang di wong omong

Blog ini berisi omong omongan orang kecil tentang kondisi masyarakat, sosial ekonomi, politik dan banyak hal lain yang sedang dibicarakan atau tidak dibicarakan.

Anda mau komentar, memberikan omong-omongan rasan-rasan silahkan. Kita sharing...

Selamat membaca!

Wong omong